Sabtu, 03 Desember 2016

manajemen likuiditas dan Valas



MENEJEMEN LIKUIDITAS BANK
DAN TRANSAKSI VALUTA ASING

Disusun Guna Memenuhi Tugas Makalah
Mata Kuliah :Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Dosen Pengampu : Farida Rahma, S.Pd,. M.Sc
Disusun Oleh :


 


1.      Siti Khodijah               (1520210224)
2.      Mahsunah                    (1520210234)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH  / EKONOMI SYARIAH
TAHUN AKADEMIK 2015





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bank pada hakikatnya adalah lembaga intermediasi antara penabung dan investor. Tabungan hanya akan berguna apabila di investasikan, sedangkan para penabung tidak dapat di harapkan untuk sanggup melakukannya sendiri dengan terampil dan sukses.  Nasabah mau menyimpan dananya di bank karena ia percaya bahwa bank dapat memilih alternative investasi yang menarik.
Proses pemilihan investasi itu harus dilakukan dengan seksama karena kesalahan dalam pemilihan investasi akan membawa akibat bank tidak bisa memenuhi kewajibannyakepada para nasabah. Pada umumnya, bank mengkoordinasikanfungsi tersebut melalui apa yang di sebut dengan asset-liability management committee (ALCO).
Tugas utama managemen asset/liabilitas adalah memaksimalkan laba, meminimalkan resiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.Potensi resiko yang di hadapi oleh bank konvensional juga di hadapi oleh bank syariah, kecuali resiko tingkat bunga, karena prinsip profit dan loss sharing yang menjadi system operasionalnya.
Pasar valuta asing merupakan pasar keuangan yang tumbuh pesat, dan mempunyai ukuran atau kapitalisasi yang sangat besar. Pertumbuhan tersebut terutama di dorong oleh pertumbuhan transaksi internasional, yang melewati batas Negara  yang sangat pesat. Perekonomian Negara yang semakin terbuka akan semakin mendorong pertumbuhan transaksi internasional dan dengan demikian pasar valuta asing. Perdagangan di pasar valuta asing terutama di tujukan untuk membantu transaksi internasional meliputi perdagangan dan investasi internasional.


B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan fungsi liquiditas bank ?
2.      Bagaimana manajemen likuiditas bank ?
3.      Bagaimana transaksi valuta asing dan pihak mana saja yang melakukan transaksi valuta asing ?


C. Tujuan Penulisan
1.      untuk mengetahui pengertian dan fungsi likuiditas bank
2.      untuk mengetahui bagaimana manajemen likuiditas bank
3.      Untuk mengetahui bagaimana transaksi valuta asing dan pihak mana saja yang melakukan transaksi valuta asing




BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN DAN FUNGSI LIKUIDITAS BANK
1.Pengertian Likuiditas Bank
Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Bank dianggap likuiditas apabila memiliki sejumlah likuiditas atau memegang alat-alat likuid, cash asset(uang kas, rekening pada bank sentral, dan bank lainnya)sama dengan jumlah kebutuhan likuiditas yang di perkirakan, memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara menciptakan uang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call money, penjualan surat berharga.
2. Fungsi Likuiditas Bank
Fungsi likuiditas bank antara lain yaitu ;
Ø    Menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari
Ø    Mengatasi kebutuhan dana yang mendesak
Ø    Memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman
Ø    Memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi menarik yang menguntungkan.[1]

B.     MANAJEMEN LIKUIDITAS BANK
Tujuan jangka panjang bank umum adalah mendapatkan keuntungan.Keuntungan bisa di peroleh jika bank di kelola dengan manajemen yang tepat. Secara umum pengelolaan keuangan perusahaan akan menghadapi tiga masalah yang penting yaitu likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
untuk menjaga posisi perusahaan agar tetap likuid, perusahaan harus mengelola likuiditasnya dengan cara yang benar. Likuiditas bagi bank merupakan masalah yang sangat penting karena berkaitan dengan kepercayaan masyarakat, nasabah, dan pemerintah.  Dalam dunia perbankan sering timbul pertentangan antara kepentingan liquiditas  dan profitabilitas. Untuk mempertahankan posisi likuiditas yang tinggi berarti harus menggunakan dana yang seharusnya bisa dipinjamkan untuk memperbesar cadangan primer. Dengan demikian maka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan akan berkurang.Pengelolaan likuiditas bisa di lakukan dengan dua pendekatan yaitu assets management dan liability management.[2]
1.      Asset Management
Asset managemen (pengelolaan kekayaan) adalah pengelolaan kekayaan yang digunakan untuk alokasi dana berbagai alternative investasi dalam pengelolaan kekayaan ada beberapa pendekatan yaitu
a.       The pool of funds
Yaitu dengan mengumpulkan semua sumber kekayaan menjadi satu dan diperlakukan sebagai sumber dana tunggal tanpa membedakan sumber dananya. Dana yang sudah dikumpulkan menjadi satu akan dialokasikan keberbagai bentuk kekayaan dengan kriteria tertentu. Bentuk alokasi dana tersebut adalah cadangan primer, cadangan skunder, pinjaman, kekayaan lain-lain dan investasi jangka panjang.
b.      The asset allocation
Pada pendekatan ini semua jenis sumber dana dikumpulkan menjadi satu, masing-masing sumber dana dipertimbangkan sifat-sifatnya, tidak menjadi satu sumber dana tunggal. Alokasi dana ini berkaitan dengan sifat masing-masing sumber dana, untuk sumber dana yang tingkat perputarannya tinggi maka liquiditasnya juga tinggi. Priorotas pertama alokasi dana adalah untuk kekayaan tetap yang digunakan untuk kegiatan operasional seperti gedung, peralatan dan lain-lain. Prioritas yang kedua yaitu, bank sebaiknya memelihara cadangan primernya untuk memenuhi kebutuhan liquiditas. Prioritas yang ke tiga, bank sebaiknya mengalokasikan dana untuk cadangan skunder (surat-surat berharga jangka pendek). Prioritas ke empat adalah kredit atau pinjaman.
c.       Commercial loan theory
Penekanan pada pendekatan ini adalah pada pinjaman jangka pendek dan yang bersifat self-liquidating. Seorang pengusaha meminjam dana dari bank untuk menghasilkan barang yang bisa dijual dari kelebihan penjualan tersebut, pengusaha mampu mengembalikan pinjaman bank.
d.      Shiftability theory
Teori ini mempunyai asumsi bahwa liquiditas bank bisa dipelihara juka kekayaan yang dipegang bisa digeser menjadi kekayaan yang lain.
e.       Doctrine of anticipated income
Teori ini menyatakan bahwa liquiditas bank dapat direncanakan jika skedul pembayaran pinjaman berdasarkan pada future income para peminjam.
2.      Liability Managemen
Pengelolaan utang adalah suatu proses dimana bank berusaha mengembangkan sumber-sumber dana yang non tradisional melalui pinjaman pasar uang atau dengan menterbitkan instrument utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama untuk memenuhi permintaan kredit.[3]
C.    TRANSAKSI VALUTA ASING DAN PIHAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI VALUTA ASING
1.      Transaksi Valuta Asing
            Transaksi mata uang asing adalah transaksi di mana nilai tukarnya di nyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas.Transaksi valuta asing di dominasi oleh pasar antar bank dengan pelaku besar seperti bank besar. Bank besar lebih senang melakukan transaksi dengan bank besar lainnya karena transaksi dilakukan dalam jumlah besar, di samping bank besar mempunyai nama dan reputasi, sehingga resiko tidak terbayar akan semakin kecil. Pelaku ritel biasanya membeli atau menjual valuta asing melalui bank local atau cabang bank besar. Kemudian bank local atau cabang bank tersebut akan berhubungan dengan bank besar atau bank pusat. Bank besar tersebut melalui pasar antar bank melakukan transaksi valuta asing dengan bank besar lainnya. Biasanya hanya bank besar atau bank pusat yang menjadi marker maker(melakukan transaksi untuk rekening sendiri,seperti dealer).
            Beberapa tipe transaksi valuta asing yang terjadi di pasar yaitu ;
a)      Transaksi Spot
Transaksi spot merupaksn transaksi valuta asing dengan penyerahan (delivery) saat itu juga (secara teoritis, meskipun dalam praktek transaksi spot diselesaikan dalam waktu dua atau tiga hari. Transaksi spot adalah pembelian atau penjualan mata uang asing dengan kurs yang berlaku dipasar spot. Kurs dipasar spot ditentukan oleh permintaan dan penawaran terhadap mata uang asing dipasar antar bank. Transaksi didasarkan atas suatu kontrak yang disepakati oleh kedua belah pihak.
b)      Transaksi forward
Yaitu transaksi pembelian dan penjualan mata uang asing dengan kurs forward (penyerahan pada beberapa waktu mendatang dengan sejumlah mata uang tertentu berdasarkan sejumlah mata uang tettentu yang lain) yang ditetapkan saat transaksi. Kurs forward ditentukan dimuka sedangkan penyerahan dan pembayarannya dilakukan pada masa yang akan datang.
c)      Transaksi swap
Yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan sejumlah mata uang tertentu secara simultan pada dua tanggal (value date) tertentu. Kedua transaksi tersebut dilakukan dengan bank lain yang sama.[4]
2. Pihak yang Melakukan Transaksi Valuta Asing
            Jika hanya ada satu uang di dunia ini, maka tidak akan ada pasar valuta asing. Pasar valuta asing ada karena perbedaan mata uang dunia, dan ada kebutuhan akan valuta asing.Pasar valuta asing memungkinkan transaksi valuta asing bisa di lakukan dengan efisien. Transaksi yang terjadi di pasar keuangan pada dasarnya adalah transfer daya beli dengan denominiasi mata uang tertentu ke daya beli demoniasi mata uang lainnya. Sebagai contoh, jika eksportir Indonesia mengekspor kayu ke jepang, transaksi valuta asing akan terjadi. Pasar valuta asing bermanfaat karena bisa menjembatani kedua pihak  (pihak importer dan eksportir ) seperti yang di jelaskan. Di samping dua pelaku pokok yang di sebutkan di atas, yaitu importer dan eksportir yang memerlukan pertukaran mata uang, sejumlah perantara muncul menjembatani kedua pihak tersebut.Perantara tersebut membantu mempertemukan pihak yang membutuhkan valuta asing di pasar keuangan.[5]
            Selain importer dan eksportir pihak yang melakukan transaksi valuta asing adalah perusahaan multinasional, pelaku individual, spekulan, arbitraser, lembaga keuangan, bank sentral Negara tertentu.Perusahaan multinasional, importer dan eksportir membutuhkan valuta asing untuk transaksi perdagangan mereka.Pelaku individualmembutuhkan valuta asing biasanya untuk tujuan konsumsi mereka.Spekulan membeli valuta asing untuk tujuan memperoleh keuntungan.arbitrase memasuki pasar valuta asing untuk memanfaatkan pasar yang dalam kondisi tidak seimbang. Lembaga keuangan memasuki pasar valuta asing karena beberapa alasan yaitu mereka melayani individu yang membutuhkan valuta asing, mereka melakukan pengelolaan dana internasional (tidak terbatas pada dana domestic saja). Bank sentral memasuki pasar valuta asing untuk melakukan intervensi agar kurs uang Negara tertentu berada dalam range tertentu yang di nilai paling sehat untuk perekonomian Negara tersebut. Jika kurs berada diluar range yang dianggap sehat tersebut, bank sentral akan melakukan intervensi dan berusaha mengembalikan kurs tersebut menjadi normal.[6]


   

PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL), LIKUIDITAS DAN

RENTABILITAS TERHADAP RASIO KECUKUPAN MODAL

Dewa Ayu Anjani
Ni Ketut Purnawati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Penghimpunan dana bank dimanfaatkan sebagai sumber modal utama selain dari modal pemilik guna melaksanakan kegiatan operasionalnya. Kecukupan modal yang memadai sebagai cerminan untuk melindungi bank dari kerugian yang tidak terduga, mendukung pertumbuhan di masa depan, dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi bank.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi Bursa Efek Indonesia yang diolah selama periode pengamatan (2009-2011), perolehan rata-rata CAR pada sektor perbankan mengalami penurunan dari 18,32 persen pada tahun 2009 hingga 15,01 persen pada tahun 2011. Selain itu ditemukan juga dari 26 bank yang ada, 10 bank mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Sehingga perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya. Faktor-faktor yang memengaruhi rasio kecukupan modal (CAR) antara lain kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL), likuditas dan rentabilitas.

Non Performing Loan berpengaruh tidak signifikan terhadap Capital AdequacyRatio pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011,hal ini mengindikasikan tingginya suku bunga kredit dan turunnya minat debitur akan menimbulkan banyak aset bank yang menganggur, sehingga memaksa bank menutup kebutuhan modalnya dari modal sendiri dan akan menurunkan besarnya rasio kecukupan modal bank. Loan to Deposit Ratio berpengaruh negatif dan siginifikan terhadap Capital Adequacy Ratio pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011, bahwa semakin meningkatnya nilai LDR,akan menyebabkan terjadinya penurunan terhadap CAR, begitu pula sebaliknya. Return on Equity berpengaruh negatif dan siginifikan terhadap

Capital Adequacy Ratio pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI)periode 2009-2011, dikarenakan pada tahun tertentu terdapatnya aktiva produktif bank yang bermasalah dalam jumlah besar sehingga mengalami kondisi sulit dan manajemen akan cenderung menambah modal. Net Interest Margin berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Capital Adequacy Ratio pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011, artinya semakin tinggi nilai NIM, maka meningkat pula nilai CAR.

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAR, BOPO, NPFTERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH

Edhi Satriyo Wibowo, Muhammad Syaichu

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Pada tahun 1997, asia tenggara mengalami krisis moneter yang mampu merubah perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Hal ini berimbas kepada perusahaan-perusahaan yang ada di dalam negeri terutama pada sektor perbankan.Sektor perbankan sangat bergantung dengan posisi kurs karena transaksi mereka menggunakan mata uang asing.Hal ini semakin memperburuk kondisi perekonomian nasional.Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara karena berfungsi sebagai lembaga intermediasi semakin terkena imbasnya. Salah satu permasalahan yang muncul adalah bank menghadapi negatif spread yakni suku bunga tabungan lebih besar dari pada suku bunga pinjaman, hal ini menyebabkan bank sulit memperoleh keuntungan (Yuliani, 2007).
Bank syariah membuktikan sebagai lembaga keuangan yang dapat bertahan ditengah krisis perekonomian yang semakin parah.Krisis keuangan yang berawal dari Amerika Serikat akhirnya merambat ke negara-negara lainnya dan meluas menjadi krisis ekonomi secara global. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% pada 2008 menjadi 2,2% pada tahun 2009.
Dengan kondisi di atas, masyarakat mulai tertarik menggunakan produk-produk bank syariah. Perilaku konsumen sebagai nasabah perbankan syariah sangat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi mereka. Hasil survey yang dilakukan Tim Penelitian dan Pengembangan Bank Syariah (Utomo, 2001) yang melakukan survey tentang alasan masyarakat memilih bank syariah di Jawa Barat (2001) menunjukkan indikasi bahwa 62% responden menyatakan bahwa bunga bertentangan dengan ajaran agama, sementara 22% diantara responden menyatakan tidak bertentangan dan sisanya 16% menyatakan tidak tahu/ragu-ragu. Sedangkan hasil penelitian Bank Indonesia tahun 2001 di Sumatera Barat menunjukkan bahwa 20% masyarakat menyatakan bunga itu haram, 39% menyatakan tidak tahu/ragu-ragu dan sisanya 41% menyatakan bahwa bunga itu tidak haram. Untuk tingkatan internasional, penelitian tentang perilaku nasabah Islamic Bank di Bahrain menemukan bahwa keputusan nasabah dalam memilih bank syariah lebih didorong oleh faktor keagamaan melalui dukungan masyarakat pada ketaatan perbankan terhadap prinsip-prinsip Islam.

BAB III
PENUTUP
Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Bank dianggap liquiditas apabila memiliki sejumlah likuiditas.Fungsi likuiditas bank antara lain yaitu ;
Ø    Menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari
Ø    Mengatasi kebutuhan dana yang mendesak
Ø    Memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman
Dengan demikian maka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan akan berkurang. Pengelolaan likuiditas bisa di lakukan dengan dua pendekatan yaitu assets management dan liability management.
Transaksi mata uang asing adalah transaksi di mana nilai tukarnya di nyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas.Transaksi valuta asing di dominasi oleh pasar antar bank dengan pelaku besar seperti bank besar.Selain importer dan eksportir pihak yang melakukan transaksi valuta asing adalah perusahaan multinasional.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi Bursa Efek Indonesia yang diolah selama periode pengamatan (2009-2011), perolehan rata-rata CAR pada sektor perbankan mengalami penurunan dari 18,32 persen pada tahun 2009 hingga 15,01 persen pada tahun 2011. Selain itu ditemukan juga dari 26 bank yang ada, 10 bank mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Sehingga perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya. Faktor-faktor yang memengaruhi rasio kecukupan modal (CAR) antara lain kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL), likuditas dan rentabilitas.
Dengan kondisi di atas, masyarakat mulai tertarik menggunakan produk-produk bank syariah. Perilaku konsumen sebagai nasabah perbankan syariah sangat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Mamduh M. 2003, Manejemen Keuangan Internasional, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta
Subagyo, dkk, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta.
Indrawati, Wiwin. 2008. Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva, Efisiensi, Rentabilitas, Sensitivitas Pasar Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank-Bank Pemerintah. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS. Surabaya.


[1]Subagyo, dkk, Bank dan Lembaga KeuanganLainnya, Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta, 2002, Hlm;  90
[2]Ibid, Hlm 91
[3]Ibid, Hlm 92-93
[4]Mamduh M. Hanafi, Manejemen Keuangan Internasional, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 2003, Hlm; 137-139
[5]Ibid, Hlm 133
[6]Ibid, Hlm 133-134

Tidak ada komentar:

Posting Komentar