Minggu, 12 Februari 2017

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BIAYA BANK



AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BIAYA BANK
Disusun Guna Memenuhi Tugas makalah Akuntansi Perbankan
Dosen Pengampu : Farida Rohmah, S. Pd., M. Sc.



Kelompok 11 :
1.      Faqih Mansyur Hidayat                    (1520210231)



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH/EKONOMI SYARIAH
TAHUN AKADEMIK 2016




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mana mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya. Sedangkan bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pengakuan pendapatan dan biaya merupakan suatu hal yang penting untuk menentukan kapan suatu penghasilan diakui sebagai pendapatan dan biaya diakui sebagai beban. Analisis akuntansi pendapatan dan biaya merupakan suatu analisis yang dilakukan terhadap pengakuan, pengukuran, dan penyajian pendapatan dan beban ini sangat penting artinya untuk mendapatkan laba rugi yang wajar. Dalam dunia perbankan resiko kegagalan biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani portofolio kredit ataupun kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada kesulitan keuangan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pendapatan dan jenis-jenis pendapatan bank?
2.      Apa yang dimaksud dengan biaya dan jenis-jenis biaya bank?



  

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pendapatan Bank
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart Akuntansi menyebutkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Pendapatan bank lazimnya dicatat berdasarkan metode accrual, di mana akan dibukukan sebagai pendapatan pada saat jauh waktu bukannya pada saat uang diterima.
Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendaptan lainnya sebagai akibat  dari transaksi bank baik yang merupakan kegiatan utama ataupun bukan.
Terkait dengan pengakuan pendapatan, PSAK No.31 mengatur mengenai pengakuan pendapatan bank. Dasar yang digunakan dalam pengakuan pendapatan bank merupakan hal yang fundamental dalam hubungannya dengan pengukuran tingkat rentabilitas (atau keuntungan) suatu bank.
Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya adalah berbungan dan menanamkannya dalam aktiva produktif. Seperti pada industri lainnya, selalu terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara perolehan pendapatan dan terjadinya beban atas penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Oleh karena itu, pengkaitan (matcing) antara pendapatan dan beban bank tidak mudah dilakukan, sehingga dalam pengakuan pendapatan perlu diperhatikan sifat dari keunikan usaha bank tersebut.
Pendapatan bunga diakui secara akurat (accrual basis) kecuali pendapatan bunga dari aktiva produktif non-perfoming. Pendapatan dari aktiva yang non-perfoming hanya diakui apabila pendapatan tersebut benar-benar diterima (cash basis).[1]
1.      Jenis-jenis Pendapatan Bank
Pendapatan bank dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a)      Pendapatan Operasional
1)      Pendapatan Bunga Debitur
Pendapatan bunga dari aktiva non-perfoming, tidak diakui sebagai pendapatan periode berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non-perfoming. Dengan demikian, bank tidak perlu melakukan penyesuaian terhadap pendapatan bunga yang telah diakui sebelum aktiva produktif tersebut dinyatakan non-perfoming. Bunga dari aktiva non-perfoming yang tidak diauki sebagai pendapatan akan dicatat dalam rekening administrative karena merupakan peristiwa kontinjensi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam hal terjadi pelunasan yang berkaitan dengan aktiva produktif non-perfoming, pelunasan tungakan bunga tersebut terlebih dahulu diperlakukan sebagai pelunasan tunggakan pokoknya
Sebagai contoh, apabila pendapatan bunga debitur perfoming selama bulan juli dihitung sebesar Rp. 100 juta, sedangkam debitur non-perfoming sebesar Rp. 23 juta akan dibukukakn dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Accrual Basis
D : pendapatan debitur YMH diterima....... Rp. 100.000.000
K : pendapatan Bunga debitur................... Rp. 100.000.000
Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengann ayat jurnal sebagai berikut.
D : Kas.................................................. Rp. 100.000.000
K : Bunga debitur YMH diterima............. Rp. 100.000.000
Cash Basis
D : Rek. Administratif Rupiah-
      Tunggakan bunga............................... Rp.  23.000.000
Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut ini.
D : Kas...................................................... Rp. 23.000.000
K : pendapatan bunga debitur....................... Rp. 23.000.000

2)      Komisi dan Provisi
Provisi kredit merupakan sumber pendapatn bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit langsung dibayarkan oleh nasabah yang bersangkutan.
Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan belakangan ini. Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan kepada nasabah bank yang mempergunakan jasa bank. Komisi juga lazimnya dibukukan langsung sebagai pendapatan pada saat bank menjual jasa kepada para nasabahnya.
SKAPI mengatur mengenai pengakuan pendapatan komisi dan provisi. Komisi dan provisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasikan secara sistematis selama jangka waktu komitmen kredit. Apabila komitmen tersebut diselesaikan sebelum jangka waktu maka sisa komisi dan provisi diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat penyelesaian komitmen tersebut.
Komisi dan provisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan namun terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secra sistematis selama jangka waktunya. Pendapatan atau beban komisi tersebut disajikan sebagai bagian dari pendapatan dan beban operasional lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.
Komisi dan provisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. Pendapatan atau beban komisi ini disajikan sebagai pendapatan dan beban operasional lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.[2]
Sebagai contoh Bank Omega menyetujui kredit untuk PT. CVD sebesar Rp. 200 juta selama jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan sebesar 0,6 % dari pagu kredit. Ayat jurnalnya yaitu:
D : Kas ........................................................ Rp. 1.200.000
K : provisi kredit diterima dimuka................... Rp. 1.200.000
Transaksi ini berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan  terikat dengan jangka waktu. Oleh karena itu perlu dialokasikan setiap bulan selama lima tahun mendatang. Provisi kredit ini akan dialokasikan menjadi pendapatan dan akan disajikan dalam laporan laba-rugi. Alokasi pada bulan pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Alokasi bulan pertama = 1/60 X Rp. 1.200.000 = Rp. 20.000
Ayat jurnalnya berikut :
D : provisi kredit diterima dimuka ................... Rp. 20.000
K : pendapatan provisi kredit........................... Rp. 20.000

3)      Pendapatan Atas Transaksi Valuta Asing
Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya berasal dari selisih kurs. Selisih kurs akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam laporan laba rugi. Dan diakui sebagai pendapatan atau biaya pada periode berjalan.
Seringkali suatu bank memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalm jumlah yang besar berupaya untuk menghindari adanya kerugian akibat sellih kurs. Upaya ini biasanya disebut sebagai Hedging. Contoh hedging diantaranya: forward dan swap.
Forward adalah pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka. Hutang dan piutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang rupiah dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing dihari kemudian yang ditentukan berdasarkan perjanjian. Akibat perbedaan kurs yang berbeda dapat menimbulkan selisih kurs  baik diskonto maupun premium yang harus diamortisasi secara proporsional sesuai dengan jangka waktu transasksi valuta berjangka.Laba atau rugi kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan kurs tunai tanggal neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi valuta harus diakui pada periode ybs. Sehingga akan terjadi dua macam laba atau rugi akibat transaksi berjangka dalam valuta asing ini, yaitu diskonto dan pengakuan laba-rugi karena perbedaan neraca dan transaksi berjangka tersebut.
Swap adalah gadai valuta asing. Terdiri dari transaksi swap suku bunga dalam rangka pendanaan (selisih kurs disajikan sbg penambah atau pengurang beban dana dan diamortisasikan secara proporsional selama jangka waktu kontrak) dan transaksi swap suku bunga dalam rangka trading (selisih kurs diakui sbg laba atau rugi pada akhir masa kontrak).
4)      Pendapatan Operasional Lainnya
Selain pendapatan operasional, juga terdapat pendatan non-operasional yaitu pendapatan yang timbul bukan dari kegiatan utama bisnis bank. Contohnya yaitu penerimaan deviden dari anak perusahaan atau penyertaan saham, laba rugi penjualan surat berharga pasar modal, dan lainnya.
Contoh pendapatan lain yang timbul dari penjualan surat berharga. Apabila Bank Omega memiliki 100 lembar saham PT. BBC sebesar Rp. 100.000 per lembar dan telah dibeli sebesar Rp. 9.800.000 untuk seluruh saham tersebut. Kemudian saham tersebut dijual Rp. 98.500 per lembar secara tunai. Perhitungan keuntungan dari penjualan saham dan ayat jurnal untuk membukukan transaksi tersebut :
Harga perolehan saham.........................  Rp. 9.800.000
Harga jual:
            Rp. 98.500 X 100......................  Rp. 9.850.000
Keuntungan ........................................  Rp.     50.000

Keuntungan sebesar Rp. 50.000 harus disajikan dalam pendapatan operasional lainnya dalam tubuh laba-rugi bank
D : Kas...............................................Rp.  9.800.000
K : keuntungan dari penjualan
     Surat berharga............................... Rp.      50.000
K : Surat berharga.............................. Rp.  9.850.000
5)      Pendapatan Non-Operasional
Yang termasuk dalam kelompok pendapatn non-operasional adalah rupa-rupa pendapatan yang berasal dari aktivitas luar bank. Contohnya adalah pendapattan dari penjualan aktiva tetap, penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki bank, dan lainnya. Pendapatan ini harus diakui sebagai pendapatn pada periode berjalan.
Sebagai contoh, Bank Omega memilik sebuah mobil dengan harga perolehan sebesar Rp. 35 juta dan telah disusutkan sebesar Rp. 30 juta dijual tunai seharga  Rp. 7 juta. Perhitungan keuntungan ini akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut :
D : Kas.................................................... Rp.    7.000.000
D : akumulasi penyusutan kendaraan........... Rp.  30.000.000
K : Kendaraan..........................................  Rp.  35.000.000
K : keuntungan dari penjualan aktiva
     Tetap................................................... Rp.    2.000.000

6)      Pendapatan Luar Biasa
Disamping pendapatan operasional rutin dan non-operasional, bank kadangkala dihadapkan dengan sualu keuntungan yang diterima secara tiba-tiba atau tidak pemah diramalkan semula. Keuntungan ini merupakan suatu windfall profit, dan harus digolongkan sebagai keuntungan atau pendapatan luar biasa.
Pendapatan luar biasa harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari danditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba-rugi disertai pengungkapan mengenai sifat dan jumlahnya. Dengan demikian pedu batasan atau definisi mengenai pos atau transaksi apa saja yang dapat digolongkanyang sifatnya luar biasa.
Yang dimaksud dengan pos luar biasa adalah pos yang memenuhi kedua kriteria sebagai berikut :
a.       Sersifat tidak normal (tidak biasa) Kejadian atau transaksi yang bersangkutan memilih tingkat abnormalitas yang linggi dan tidak berhubungan dengan aklifitas perusahaan sehari­hari.
b.      Tidak Sering Terjadi.Kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak dihubungkan akan terulang lagi di masa yang akan datang.
Jadi, yang dalam menerapkan kedua kritena tersebut, harus dipertimbang­kan faktor lingkungan dari perusahaan dan frekuensi kejadian atau transaksi, seperti karakleristik industri dan perusahaan yang bersangkutan, faktor geografis perusahaan, dan faktor lainnya seperti politis dan lain sebagainya. Pengakuan pendapatan yang sifatnya luar biasa ini akan mengacu kepada Prinsip Akuntansi Indonesia.
Kejadian yang selalu menjadi pertimbangan bank adalah perubahan kursvaluta asing terhadap mata uang Rupiah. Kenaikan atau penurunan selisih kurs valuta asing tidak dapat dijadikan sebagai keuntungan atau kerugian luar biasa bagi bank di Indonesia karena faham yang diterapkan dalam kurs valuta asing adalah ngambang terkendali (floating rate).
 Akan telapi, apabila terjadi selisih kurs yang naiksecara tiba-tiba, atau naik dengan jumlah yang cukup besar seperti adanya devaluasi Rupiah terhadap valuta asing, maka kejadian ini dapat digolongkan kedalam pos luar biasa (extraordinary item).Keuntungan yang timbul dari kenaikan selisih kurs akibat dari devaluasi merupakan keuntungan atau pendapatan yang timbul dari transaksi yang luar biasa.
B.     Biaya Bank
Secara Umum“Beban atau biaya adalah pengorbanan yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan.”Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud dari biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.
Dalam Bank Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan dibebankan kedalam perhitungan laba-rugipada saatjatuh waktu tanpa tedebih dahulu menunggu pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan kedalam rekening biaya secara proporsional.
Biaya yang terdapat dalam laporan laba-rugi bank terdiri dari biaya operasianal seperti biaya bunga, biaya komisi, biaya overhead dan biaya non-operasional. Biaya-biaya ini merupakan beban periode berjalan.
1)      Biaya Bunga
Jenis biaya yang paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan adalah biaya bunga. Biaya bunga terdiri dari biaya bunga dana yang dimiliki oleh bank. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan. Biaya bunga ini telah dibahas pada waktu mengupas akuntansi penanaman dana. Biaya bunga pada dasarnya diakui secara accrual basis,kecuali pendapatan bunga dalam aktiva produktif non-performing.
2)      Biaya Valuta Asing
Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih kurs yang merugi. Dalam hal munculnya kerugian selisih kurs baik dalam transaksi spot, tonvard, maupun swap akan dibebankan kedalam laporan laba-rugi.
3)      Biaya overhead
Dalam operasi bank sehari-harinya dipedukan biaya untuk mengolah transaksi. Biaya atau beban ini berhubungan tangsung dengan periode terjadinya, oleh sebab itu harus dicatat dan diakui-sebagai beban periode berjalan.Biaya yang dikeluarkan oleh bank ini tidak memiliki manfaat untuk masa-masa mendatang.
Biaya overhead yang ada di bank mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:
a.       Tidak dapat diidentifikasiakn secara langsung dengan jasa dihasilkan, karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
b.      Menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya. Tidak ada biaya over­head untukbeberapa periode.
c.       Biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.Ada berbagai jenis biaya overhead yang harus terjadi dan diakui dalam laporan laba –rugi bank.
Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya-biaya yang berkaitan dengan pegawai seperti gaji, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan dari aktiva tetap, biaya operasional kantor yang bukanbiaya pegawai atau penyusutan, dan jenis biaya-biaya lain yang dikeluarkan atau berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.
4)      Biaya Pegawai
Sebagai contoh, apabila Bank Omega cabang Jakarta membayar gaji pegawai sebesar Rp. 200 juta untuk periode bulan Desember 19XX, dan membayar tunjangankesehatan Rp. 50juta secara tunai. oleh Bank Omega akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
D : Gaji Pegawai............................................ Rp. 200.000.000
D : Tunjangan kesehatan.................................  Rp.  50.000.000
K : Kas.........................................................  Rp. 250.000.000
5)      Biaya Kegiatan Kantor
Contoh lain adalah biaya yang berkenaan dengan kegiatan kantor. Apabila Bank Omega Cabang Jakarta mengeluarkan biaya pengurusan tamu sebesar Rp. 20 juta selama bulan Desember 19XX, biaya listrik dan air sebesar Rp. 45 juta, biaya riset untuk kegiatan marketing periode berjalan Rp. 43 juta, biaya alai tulis kantor Rp. 23 juta. Semua dibayarkan secara tunai.
D : Biaya Entertainment.................................. Rp.  20.000.000
D : Biaya listrik dan air................................... Rp.  45.000.000
D : Biaya riset................................................ Rp.  43.000.000
D : Biaya alat tulis kantor................................ Rp.  23.000.000
K : Kas.......................................................... Rp. 131.000.000
6)      Biaya Penyusutan
Penyusutan merupakan alokasi biaya yangdibebankan kedalam laporan laba-rugi menurut kriteria atau berdasarkan waktu dengan beberapa pilihan atau metode penyusutan sebagai berikut.
a.       Metode garis lurus, dimana besarnya penyusutan dilakukan dengan jumlah yangsama setiap periode.
b.      Metode pembebanan yang menurun, yang terdiri dari :
1.      Metode Sum-of-the-year digits method, dimana besamya penyusut­an akan menurun setiap periodenya dibanding dengan periode sebelumnya.
2.      Metode Declining balance method, dimana besarnya penyusutan akan semakin kecil setiap periodenya dan tarip yang dipergunakan adalah dua kali tarip semula.
7)      Biaya Non-Operasional
Selain biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan utama bank, juga ada biaya-biaya yang terjadi atau dikeluarkan tidak berkaitan dengan kegiatan utama bank. Kerugian dari penjualan aktiva tetap merupakan salah sate contoh dari biaya non-operasional.
Sebagai contoh apabila Bank Omega cabang Jakarta menjual inventaris kantor secara lelang karena sudah habis umur ekonomisnya dengan harga Rp. 400.000 secara tunai dimana harga perolehannya sebesar Rp- 3.000.000 dan telah habis disusutkan. Ayat jumal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:
D :Kas....................................................  Rp.  400.000
D :  Akumulasi Penyusutan — Inventaris
       Kantor ............................................. Rp.3.000.000
K : Inventaris Kantor................................ Rp. 3.000.000
K : Keuntungan dari Penjualan Aktiva
      Tetap..................................................Rp.   400.000
8)      Pos Biaya Luar Biasa
Biaya atau kerugian yang timbul digolongkan sebagai pos luar biasa harus dipisahkan dan hasil usaha sehari-hari danditunjukan secara terpisah dalam perhitungan laba-trugi disertai pengungkapan atas sifat dan jumlahnya.
Seperti halnya pendapatan luar biasa, biaya luar biasa kejadianya tidak normal atau tidak berhubungan dengan kegiatan perusahaan, sehari-hari serta tidak sering terjadi atau tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.
Peristiwa seperti gempa bumi danapabila merugikan bank dapat digolongkan sebagai kerugian atau pos luar biasa. Tetapi apabila di satu negara, seperti Jepang misalnya, peristiwa ini sangat sering terjadi. Dengan demikian kerugian akibat peristiwa ini tidak bisa digolongkan sebagai peristiwa luar biasa.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendapatan adalah penambahan jumlah aktiva sebagai hasil operasi perusahaan secara bruto, pendapatan diperoleh karena adanya penyerahan atau penjualan barang atau jasa atau aktiva lainnya dalam satu periode. Sedangkan biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud dari biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.
















DAFTAR PUSTAKA

Lapoliwa, N. 2000. Akuntansi Perbankan : Akuntansi Transaksi Bank dalam Valuta Rupiah. Jakarta: Institut Bankir Indonesia.


[1] Lapoliwa, N. Akuntansi Perbankan. Hlm. 264
[2] Ibid, hlm. 268

Tidak ada komentar:

Posting Komentar